Rabu, 07 Oktober 2009

Mencetak Pribadi Tangguh

Oleh : Arif Nur Chakim, S.Psi*
Ada pelajaran menarik dari perajin keramik. Pada mulanya perajin mencari tanah liat untuk dijadikan bahan baku keramik. Kemudian tanak liat tersebut mulai dibuat adonan dengan campuran air. Setelah itu tanah tersebut “diuleni” atau diremas-remas dan “dipok-pok” atau dibanting-banting. Wal hasil tanahpun menjadi lebih lentur. Ditaruhlah tanah tersebut di atas alat pencetak keramik. Dengan alat itu tanah berputar dan membentuk pola yang sesuai dengan kemauan perajin keramik. Setelah menjadi pola, tanah tersebut didiamkan hingga kering dan diberi lapisan pernis agar pola keramik menjadi mengkilap. Baru didiamkan hingga kering dan jadilah keramik yang bagus dan mahal harganya.
Penggalan cerita di atas bisa kita ambil ibrohnya bahwa keramik yang mahal awal mulanya terbentuk dari tanah liat yang kotor. Sama dengan seorang yang mempunyai pribadi yang tangguh tentu berawal dari pribadi-pribadi sebagaimana pada umumnya orang. Karena tempaan-tempaan ujianlah seseorang mempunyai pribadi yang tangguh.
Nah sekarang yang menjadi masalah adalah tidak setiap orang bisa menerima tempaan-tempaan ujian. Banyak orang frustasi karena persoalan yang mendera hidupnya. Banyak yang melarikan diri dari masalah atau dalam psikologi dikenal dengan flight (lari dari masalah). Putus asa dan tidak ada harapan lagi untuk hidup, seolah-olah semua sudah mati. Banyak orang yang bunuh diri karena merasa masalah yang dideritanya sedemikian berat. Jelas, pribadi semacam ini adalah pribadi yang lemah.
Selain itu ada dua kharakter respon terhadap ujian atau masalah. Yang pertama, locus of control (LOC) internal, maksudnya ketika seseorang menghadapi masalah akan cenderung mengoreksi dirinya sendiri, mencari kelemahan sendiri dan berusaha memperbaiki diri. Yang kedua, locus of control (LOC) eksternal, maksudnya ketika seseorang memiliki masalah biasanya yang disalahkan orang lain dan semua penyebab di luar dirinya. Seorang pribadi yang tangguh tentu mempunyai LOC internal yang tinggi dibandingkan dengan LOC eksternal. Demikian sebaliknya pribadi yang lemah biasanya ketika ada masalah yang di salahkan orang lain.
Sebenarnya setiap orang pasti akan dihadapkan dengan ujian. Tidak ada manusia hidup tanpa masalah. Bahkan dalam Islam seseorang belum dikatakan beriman sebelum dirinya diuji. Ujian menjadi parameter keimanan. Semakin beriman seseorang tentu ujian yang dialaminya semakin berat. Maha Suci Allah SWT yang sangat mengetahui kadar keimanan seseorang sehingga tahu kadar ujian yang pas untuk seseorang.
=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? “(QS. Al ‘Ankabuut:2)

Ada beberapa tips agar pribadi menjadi tangguh dan tahan terhadap ujian :
a. Yakinilah bahwa Allah tidak akan menguji seseorang melebihi kadar keimanan seseorang, sehingga kita selalu positif thinking terhadap Allah.
Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèó™ãr 4
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS. Al Baqoroh : 286)
b. b. Di balik ujian pasti ada kemudahan :
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç„ ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç„
“ Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS,Alam Nasyrah: 5-6)
Ada hikmah dibalik ujian. Tidak ada ujian diberikan tanpa maksud dan tujuan. Dan maksud dan tujuan setiap ujian pasti positif. Maknailah setiap ujian sebagai ajang pembelajaran kita. Dengan demikian kita bisa menjadi pribadi yang tangguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar