Rabu, 07 Oktober 2009

DIBENCI NAMUN DIBUTUHKAN

Allah SWT berfirman dalan Al Qur’an surat Ali Imron ayat 104 : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”
inilah satu ayat yang melatar belakangi K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah tahun 1912 M di Yogyakarta. Demikian juga bapak yang satu ini, Sukirno; Ketua Pimpinan Ranting Roworejo kecamatan Kebumen, Usianya sudah tidak muda lagi 67 tahun lahir tangal 5 juni 1942 tetapi semangat berorganisasi dan dakwahnya di Muhammadiyah tidak mengenal surut.
Beliau awalnya adalah seorang Anggota salah satu ormas Islam lain, namun pada tahun 1969 didatangi oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah, tujuannya adalah untuk diajak bersama-sama dakwah bersama Muhammadiyah dan ternyata merasa cocok dengan kemauan dan pola pikirnya. Pada tahun 1970 secara resmi menjadi anggota Muhammadiyah dan mendirikan Muhammadiyah di desanya serta setahun berikutnya dilantik menjadi ketua PRM Roworejo, Ranting baru yang hadir di kecamatan Kebumen yang beranggotakan dia sendiri, Mad Iksan, Mad Kosim, Dulhamim dan Sujadi kakaknya. Dilantik tahun 1972 oleh ketua PDM H.Mutawali, H.Sahlan Damanhuri dibidang dakwah (alm), Ketua PCM Keb Mujni.
Bapak yang dikaruniai 5 orang anak ini, hidup dengan penuh kesederhanan dan kesahajaan di kalangan masyarakatnya. Mengawali perjuangan untuk berdakwah Muhammadiyah di daerahnya dia mendapatkan simpati dari beberapa teman-temannya, bahkan ketua pemuda salah satu ormas Islam masuk menjadi anggota Muhammadiyah. Keberadaan Muhammadiyah di Roworejo dan masuknya dia menjadi angota Muhammadiyah juga memintakan ijin dan pamitan kepada Pengurus Organisasi Islam sebelumnya. Ini dilakukan supaya tidak menimbulkan rasa curiga dan khawatir dengan keberadaan Muhammadiyah di daerah tersebut.
Karena merasa sangat kurang dalam pengetahuan agamanya, dia belajar kembali dengan memperdalam Ilmu agama di Semarang tahun 1973. Yaitu di Pusat Pendidikan Muhammadiyah, Mushola Karang Tengah Geneng Semarang. Dengan bekal uang seadanya ternyata untuk hidup di Semarang tidaklah cukup, oleh karena itu, dia berjualan Es dari kampung ke kampung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di Semarang. Setelah terasa cukup kemudian kembali ke Desanya untuk melanjutkan dakwahnya.
Ketua PRM yang menjabat hingga sekarang ini yang beristrikan Ibu Saminah mendidik anak-anaknya agar mereka semuanya sekolah di Muhammadiyah dengan maksud supaya mereka mejadi kader Muhammadiyah yang nantinya melanjutkan dakwahnya. Usaha untuk melangsungkan kepemiminan organisasi yang Modern, dia selalu lakukan. Caranya dengan selalu mengadakan kegiatan Musyawarah Ranting. Namun karena anggota masih mempercayainya, dialah yang terus menjadi ketua Ranting sampai sekarang.
Hadirnya Muhammadiyah di desanya sejak berdiri ranting Roworejo hingga tahun 1980 belum sepenuhnya diterima secara utuh oleh masyarakat. Buktinya tahun 1982 terjadi suatu peristiwa yang membuat dia sedih yaitu rumahnya di lempari dan di cat dengan kotoran manusia. Ini terjadi karena dia ditawari dan kemudian masuk menjadi anggota partai tertentu yang oleh masyarakat tidak diperkenankan, alasannya anggota Muhammadiyah janganlah masuk pada partai tertentu yang menurut mereka tidak baik. Padahal tujuan dari Pak Sukirno baik, yaitu dengan masuknya dia menjadi anggota Partai maka partai akan siap membantu dan menyokong kegiatan Muhammadiyah. Namun keputusannya menimbulkan hal yang tidak baik dan tidak difahami dan diterima oleh anggota dan masyarakat.
Guna menunjang kegiatan Muhammadiyah di Ranting sehingga mendapatkan simpati dari masyarakat, Pak Kirno nama sapaannya, tetap masih melaksanakan kegiatan yang kultural seperti peringatan-peringatan rajaban, Muludan, ruwahan dll pada awal perkembangan Muhammadiyah. Sehingga mulai tahun 1988 keadaan PRM sudah mulai kondusif dan masyarakat sudah menyatu dengan kegiatan Muhammadiyah dan Alhamdulillah kata beliau anggota dan simpatisan bertambah terus tiap tahunnya. Mulai 1999 sudah tidak melaksanakan peringatan-peringatan hari besar Islam secara kultural
Awalnya adalah ingin mencoba mempelajari akhirnya menikmati menjadi anggota Muhammadiyah, kata beliau ketika berbincang-bincang dengan Redaksi BT. Pada awalnya dicerca masyarakat, Tidak ada teman namun, lama-lama masyarakat mulai menerima keberadaan PRM terutama P. Kirno bahkan sekarang P.Sukirno banyak dibutuhkan oleh masyarakat (khususnya di bidang pertanian) dan sekaligus menjadi ketua RT.
Amal Usaha Muhammadiyah yang dimilki adalah TK aisyiyah yang berdiri di atas tanah yang dibeli secara gotong royong serta pembangunan gedungnya pun dengan cara swadaya masyarakat. Siswa TK Aisyiyah Roworejo sekarang mencaai 50 Siswa dengan guru 2 orang. Serta sebuah Musholla An Nur yaitu Mushalla milik lingkungan tapi yang mengelola adalah orang Muhammadiyah, tempat dimana shalat dan pengajian Ranting diadakan. Kegiatan Ranting yang rutin diselenggarakan antara lain : Pengajian Malam Ahad, Pengajian tangal 1 dan 15 setiap bulan, Pengumpulan zakat dan kegiatan TPQ (Tempat Pendidikan Al Qur’an). Donatur kegiatan yang ada tetap dari anggota Muhammadiyah.
Bapak yang pernah mengikuti pelatihan di bidang pertanian di kebumen yang mengadakan adalah PP Muhammadiyah dan selanjutnya ikut menjadi anggota gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) memiliki obsesi atau cita-cita bagaimana agar masyarakat petani mau berzakat dari hasil pertaniannya.
Inilah potret perjuangan seorang ketua ranting Muhmmadiyah dari sekian ketua ranting yang ada di Kebumen. Mudah-mudahan ini bisa jadi reungan bagi kita, para kader muhammadiyah, sudahkah kita melakukan untuk Muhammadiyah. Kata K.H. Dahlan. Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan hidup di Muhammadiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar